ABOUT REOG PONOROGO

About Reog Ponorogo

About Reog Ponorogo

Blog Article

Tarian pembukaan lainnya more info jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.

the next dance could be the Jaran Kepang dance done by Jathil; it truly is originally carried out by a gemblak, a handsome and youthful teenage boy putting on colourful costumes. these days female dancers typically Perform this part.

The Enigma from the Thracians along with the Orpheus fantasy The passage of the millennia has introduced us traces of historical civilizations that shone ample to produce their cultural glimpses final through the ages. Humanity itself has highlighted from the artwork, society,...

Properti yang dikenal dengan nama cinde merah ini terbuat dari kain sutera dan fungsinya sebagai selendang yang diikat ke pinggang setelah pemakaian jarik.

Tokoh-tokoh tari Reog Ponorogo bermain pada waktu yang berbeda dan masing-masing mempunyai keunikan tersendiri.

Kelana Sendawa kemudian menggunakan sumping di telinganya yang menjelma menjadi dua ekor merak yang mengalihkan perhatian singo barong.

though the outrage of Indonesia is justified in the face from the foolish oversight of Malaysian cultural bureaucrats, there should be acknowledgement on either side that Reog is a shared custom For a lot of generations.

Tarian yang terkenal dengan Singo Barongnya ini dinilai masih kental dengan ilmu kebatinan dan hal-hal mistis lainnya.

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan di atasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Tiongkoknya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jathilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng Singa Barong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.

Reog has become an iconic cultural identification of your persons of Ponorogo, and registered as one among Indonesia’s intangible cultural heritage traditions.

Dari sekian banyak tari tradisional yang ada di Indonesia, Tari Reog Ponorogo adalah satu dari beberapa tari yang sering ditampilkan di publik, mulai tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

It describe the innate Ponorogo liberty and its opposition on centralist Majapahit rule. The lion represent the king of Majapahit even though the peafowl stand for the queen, it was proposed the king was incompetent and usually being managed by his queen. The attractive, youthful and Pretty much effeminate horsemen explain the Majapahit cavalry that have lost their manliness.[3][4]

Jathil ini pada mulanya ditarikan oleh gemblak, laki-laki yang halus, berparas tampan atau mirip dengan wanita yang cantik.[14] Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin.

Eblek adalah nama lain dari properti kuda lumping yang biasa digunakan oleh pemeran jathilan dan digambarkan sebagai kuda putih dengan mata merah.

Report this page